Kamis, 29 Desember 2011

AKULAH BURUNG CAMAR ITU



Datas samudera raya aku melayang
dari satu daratan ke daratan lain
dari satu ke benua lain yang tak kukenal.

bagaikan segumpal kapaslah aku diterpa badai
diatas samudera biru kakiku menggantung di awanagan
diantara riuh ramai sang bayu sayapku yang tipis melayang
sebutir pasirlah tubuh mungilku yang terbungkus bulu putih
diantara luasnya samudera raya karya agung Maha Kuasa

tiada tiang ataupun titian yang bisa kuhinggapi
sekedar melepas lelah dalam perjalanan yang tiada tujuan
pada kedua belah sayapku aku bergantung nasib
dan pada paruh lunaku aku bertahan hidup

kakiku lemah tak menopang
cakarku hanya sebentuk hiasan acsesoris tubuh
yang hanya sesekali hinggap diatas gumpalan sampah yang mengapung
paruhku hanya sendok kecil
yang sesekali menyuapkan ikan kecil ke dalam kerongkongan mungilku

akulah camar laut itu
yang sesekali menceburkan diri di kedalaman samudera biru
yang sesekali menangkap rejeki akibat sosok kecil yang sedang sial
hanya bulu halus yang membuatku bertahan dari dingin yang menggigit
hanya bulu halusku yang membuatku bertahan di antara amukan gelombang

Dan
hanya TUHAN yang membuat aku tetap hidup walaupun aku tak layak

palembang 24des11

Selasa, 27 Desember 2011

KETIKA USIA DIGERUS WAKTU

tik...tak...tik...tak....tik...tak....
jam dinding di atas pintu kamar pengap ini terus menghitung
tidak lelah-lelah terus mengingatkan ku tentang waktu yang hilang

tik...tak...tik...tak....tik....tak....
suara itu terus memnuhi ruang telingaku
menggoda gendangnya bagaikan mau direnggut robek

tik...tak...tik.....tak.....tik....tak...
ku tunggu lelahmu....
ku tunggu bosanmu

tik...tak...tik...tak....tik....tak...
tidak juga mau berhenti
tak ingin juga merebahkan diri

tik...tak...tik...tak....tik....tak..
aku kalah.... aku yang bosan
usiaku direngut oleh setiap detakan hitunganmu

sekarang aku berhenti menghitung suara detakmu
agar tak hilang usiaku dengan percuma
agar aku bisa melupakan hilangnya usiaku yang sudah lalu
karena aku juga tidak tahu
berapa lagi usiaku
dan
berapa banyak lagi yang akan hilang sebelum aku menyadarinya

sihwanto martinus 28des11

POHON DAMAI PENUH BINTANG


semalam aku keluar rumah,.....
melihat ikan berenang dalam keremangan malam,...
tak ada beban dalam dirinya,...
sambil asyik menggoda jangkrik yang terjebak tak berdaya,....

kupandang ke langit malam...
banyak bintang bertaburan disela-sela mega kelabu...
kunjat anganku dan kubawa bersama sebuah karung,...
kupetik sekarung bintang,....

lalu kupanjat lagi anganku lebih tinggi,....
kubawa bakul dan ikatkan di punggungku,...
ku iris bulan separuh dan kubawa pulang.....

kugantung perlahan-lahan diantara ranting-ranting anganku,...
dan ku sematkan bulan di atas pohon kerinduanku....

mundur selangkah dari tempatku berdiri...
dan pandang pohon kerucut di hadapan ku....
terang benderang,....

damai ,
bersemayamlah di hatiku ...
bersemayamlah dihati setiap insan di bumi,...
seterang dan sedamai nirwana dalam kerinduanku,...

palembang 22des11

Selasa, 20 Desember 2011

meledak tanpa suara


Meledak Tanpa Suara


Selaksa kata hanya tersimpan
Segudang emosi tertutup gundah
Segunung geram tertahan rengekan

Dan
Suara itu hanya ada di dalam
Gelegar itu hanya dalam tempurung
Raungan itu tiada menggema

Yang ada hanya hening
Yang terdengar hanya nafas memburu
Yang keluar hanya seringai seram

Sesepi gunung
Seganas ombak
Sedahsyat petir

Ya... hanya sepi
Kosong
Tiada makna tersimpan



Palembang 20des11

Kamis, 08 Desember 2011


PAGI YANG CERAH

Sesayup tapi pasti, sang bayu menghantarkan oksigen ke dalam kamarku
Gelora terpompa niscaya magma mendesak kepundan

Sang surya menyapa ramah menembus tirai bambu bilik gubuk rinduku
Hay...selamat pagi surya,... pagi ku cerah sekali karenamu
Selamat pagi bayu kelana,.....nafasku segar berkat sentuhanmu..
Hmmmmm ........selamat pagi cinta,...pagi ini kau manis sekali
Pagi yang indah..diiringi nada-nada alam nan menawan

Embun pagi bertengger pada daun-daun ranumdi ujung kebun
Ahhh kau embun pagi....kaupun malas melepaskan ranumnya cinta
Selamat pagi mega....,.........ahhh,...rupanya dia tak mendengarku
Mega yang indah, bergelantung manja dilangit asmara..
Digoda sang bayu yang sedang dimabuk cinta.

Hay...selamat pagi belahan jiwa....ceriakah kau pagi ini?
Ha..ha.., maafkan aku hai rumput liar,...segarnya kau pagi ini.
Salam cinta bertaluh asmara....untukmu juga.........
Hai burung gereja,....selamat pagi...sudahkah kau semai bulir-bulirmu hari ini ?
Aku tahu... dia pasti akan menjawabnya    TIDAK  aku hanya memanen
Oh,.....rupanya ranting-ranting di ujung danau memberinya dengan percuma

Selamat pagi pujangga pujaan hati.....selamat menikmati waktumu....

Selamat pagi Tuhan......hari ini indah sekali......
Semua tersenyum....semua ceria,.....semua bernyanyi hanya untukMu..
Alam semesta memuji karyaMu pagi ini....................

Selamat pagi........pagi yang cerah...........

selamat pagi


PAGI YANG CERAH

Sesayup tapi pasti, sang bayu menghantarkan oksigen ke dalam kamarku
Gelora terpompa niscaya magma mendesak kepundan
Sang surya menyapa ramah menembus tirai bambu bilik gubuk rinduku
Hay...selamat pagi surya,... pagi ku cerah sekali karenamu
Selamat pagi bayu kelana,.....nafasku segar berkat sentuhanmu..
Hmmmmm ........selamat pagi cinta,...pagi ini kau manis sekali
Pagi yang indah..diiringi nada-nada alam nan menawan

Embun pagi bertengger pada daun-daun ranumdi ujung kebun
Ahhh kau embun pagi....kaupun malas melepaskan ranumnya cinta
Selamat pagi mega....,.........ahhh,...rupanya dia tak mendengarku
Mega yang indah, bergelantung manja dilangit asmara..
Digoda sang bayu yang sedang dimabuk cinta.

Hay...selamat pagi belahan jiwa....ceriakah kau pagi ini?
Ha..ha.., maafkan aku hai rumput liar,...segarnya kau pagi ini.
Salam cinta bertaluh asmara....untukmu juga.........
Hai burung gereja,....selamat pagi...sudahkah kau semai bulir-bulirmu hari ini ?
Aku tahu... dia pasti akan menjawabnya    TIDAK  aku hanya memanen
Oh,.....rupanya ranting-ranting di ujung danau memberinya dengan percuma

Selamat pagi pujangga pujaan hati.....selamat menikmati waktumu....

Selamat pagi Tuhan......hari ini indah sekali......
Semua tersenyum....semua ceria,.....semua bernyanyi hanya untukMu..
Alam semesta memuji karyaMu pagi ini....................

Selamat pagi........pagi yang cerah...........

DOA SEWINDU



DOA SEWINDU

Sewindu berlalu tanpa tangismu
Sewindu sudah lelah hati menunggu
Dendam menggung bagai gumpal durjana
Tangis belum usai
Kaki tak sanggup lagi melangkah

Tinggal bilur-bilru membiru
Hanya dengungan racau rumput-rumput liar
Bayupun tak jua menghempasnya jauh dariku
Tirta biru tak menyejukan hatiku

Segumpal doa bagai mantra kehilangan makna
Asap pemujaan tak lagi wangi
Hanya aroma pilu
Hanya gemeretak gigi
Pusara menjadi tujuanmu

Dingin fajar membeku tak menyurutkan langkah
Dinding kabut mega tak menutup netra
Kukayuh langkah menuju altar puja
Belaian lembut malaikat surga......
Cahya kasihmu kurindukan

Oh maha dewa raja kayangan
Oh Bunda cinta pengasih surga
Biarkan aku bahagia
Biarka aku hidup dalam kasihnya

Oooohhhhhh cinta...........
Ohh..........nelangsa...........



Masa Penantian yang bagai Tiada Akhir
Penantian tiada akhir 1999-2007

Rabu, 07 Desember 2011

KASIH SEORANG ANAK KEPADA ADIKNYA DALAM NASIB YANG TERPINGGIRKAN

KASIH DALAM DUKA

Haru biru menyelubungi jiwa merana
Tersadar hati laksana dihantam prahara
membekas dalam sukma yang berduka
membiru diatas kulit jiwa yang terbakar cinta

Tiada jiwa yang tak terguncang
Tiada sukma yang takan terbakar lidah membara
Tombak cinta itu begitu dalam menghunjam jantung
Menyayat raga dalam balutan secarik nestapa
Seonggok derita memendam lapar dan dahaga.

Tiada cinta kuharap dari musyafir kelana
Tiada cita dapat kuraih diujung jaman
Tepi jamanpun tiada ku jamah
Hanya berharap jatuhnya keping-keping nestapa.

Sisa-sisa jamanpun berlalu jua
Berlalu jua sang pelipur lara.
Ditepian cinta kuberharap.

Oh nestapa durjana .........
Pemulas derita di awal senja
Enyahlah terbakar terbitnya  surya
Biarkan mentari menghangatkan jiwa

Belahan jiwaku titipan bunda
Tenangkan hati redam dahaga
Tidurlah sayang dalam pelukan
Dalam aroma menyengat raga

Ditepi jaman ini kita bersama
Bersatu hati dalam cita
Berkuat diri mengusir nestapa
                                                               

BANGKIT DARI KUBURKU

ISTANA KARYA PEMBANGKIT SUKMA
 
                                                        DENGAN SEGALA KARYA INDAH PARA PUJANGGA
DENGNA SEGALA UNGKAPAN SUKMA DI ISTANA KARYA,
ATAS SEGALA TUMPAHAN HATI DI RUANG KENCANA,
DAN ATAS SEGALA SAMBUTAN HANGATNYA,
DAN ATAS AROMA CINTA YANG SEMERBAK MEMPESONA JIWA,
DENGAN SEGALA GURATAN KESAN MEMBEKAS SUKMA,
BERSAMA KISAH DALAM SAJAK KARYA PUJANGGA.

MEMBUATKU BANGKIT DARI KUBUR SEMU.
MEMBUATKU HIDUP DARI KEMATIAN SURI.
MEMBUATKU BERNYAWA BAGAI TERSULUT CINTA.
HATIKU BERGELORA BAGAI DIPANGGANG ASMARA.

YAKINKAN DIRI INILAH RUMAHKU.
YANG MEMBUATKU KASMARAN.
YANG MEMBUATKU TERBIUS.
YANG MEMBELAH PASUNGKU.

KIRANYA TAHTA INI DI BERKATI.

KIRANYA RUMAH INI DARI PONDASI CADAS HIDUP.
DENGAN AKAR TUNGGANG YANG PERKASA.

DUH CINTA,
DUH ASMARA,
DUH GUSTI PEMILIK SEMESTA.
OH GUSTI PENGASUH SUKAMA MERANA
ABADILAH ENGKAU DALAM SUKMAKU,
ABADILAH ENGKAU DALAM JIWA-JIWA PUJANGGA.

TELAH LAHIR DUNIA BARU,
TELAH TUMBUH KEMBANG BENIH KEHIDUPAN.