Rabu, 19 Desember 2012

jangan tanyakan


hari ini aku ingin bersajak,
tetapi tak satupun aksara mendekat
pun jua ku colek-colek pantun
ternyata setali tiga uang
hanya gumam ketus yang terlontar
beserta gerutu yang tak mengenal pemenggalan kata

ah masa bodo
hidupku kenyataan
tak sepotongpun pantun yang menjegal
walau kadang sajak-sajak berbaris
memagar pekarangan
dan pantun berarak berajar di sisi jalanku

aduh
sesekali ku tepak keningku

adakah semua ini bukan tujuanku
 — di Di kamar pusing.
20/12/12

HARAPAN SETUMPUK SISA


pengulas pagi : Begawan Penabur Kasih

selalu saja aku terpasung dalam imajinasiku
adakah paku kayu aok yang menancap diantara tulang tengkoraku
atau mungkin seorang penakluk telah menghunjamkan paku kayu dalam bilik-bilik jantungku

jangan mengira akan menemukan iblis dalam tumpukan sampah
atau menemukan iblis dalam kubangan nista

jangan mencari guru diantara sekumpulan orang bijak
atau seorang imam diantara sekumpulan orang bajik,

aku hanya seonggok daun kering
tak berotak dan tanpa jantung
tiada desah kehidupan yang menggerakan kakiku
secuilpun asa jangan kau cari dalam tumpukanya

hanya menananti sekumpulan bakteri pengurai
dan cacing-cacing yang mengusungnya kepermukaan
serta akar-akar yang akan membawaku dalam aliran kehidupan baru diantara hijau kloropil yang menjaring matahari ............


19/12/12