Setiap perkataanku menjadi bumerang bagiku
semua aturanku tumpul, dan berbalik arah padaku
sebenarnya pertanda apa semua ini
adakah tanda-tanda zaman sedang mengarah padaku
atau mungkin saja peruntunganku memang tidak berada di rumahku
rumahku istanaku,
kini merupakan padang gersang bagi tumbuhku
cahaya surya berlebihan memanggang kepalaku
tanah humusku telah kerontang tak berair
lahanku tak lagi subur
angin yang bertiup hanya membawa debu
oksigen tak lagi menyegarkan paru-paru
daun-daun telah berguguran
sang bayu tak lagi mengirimkan mega
debu pasir dan daun-daun kering yang dibawa
tanpa setitik air kehidupan
tak kuingat lagi kapan daun terakhirku jatuh
sebab bumi yang kupijakpun hanya mengirimkan panas
rembulan tak lagi tersenyum romantis
hanya mengirimkan kenangan-kenangan masa silam
dimana panah menusuk sukma
hingga tak lagi merindukan kehidupan.
kerinduan itu selalu berkecamuk
adakah angin kan membawakan aku
danau sejuk bermata air surga
sebab hanya lautan air mata yang sampai padaku
gelora kerinduan cinta tak lagi bergetar