Rabu, 22 Januari 2014

KISAHKAN SAJA


Martinus Sihwanto di penanda hari


tolong ceritakan padaku kisah ilalang di padang gersang itu,
yang khabarnya suka berbisik dan bersenandung
sampaikan salamku padanya
aku ingin mendengar senandungnya.
23114

AKU BERTEDUH DI SINI

sebenarnya bukan hujan yang ku tunggu
dan bukan angin yang hendak ku hindari

terserah jika haalilintar menggoda ubun-ubun
bahkan badai mengundangku dalam jamuanya

ku tadah setiap bayang dalam titik rinai
dan selalu kuintai setiap sudut di mana bayang jingga berkelebat

bukan
ternyata kehadiranmu tidak bersamanya

maka masih teguh aku berdiri dalam tudung sajimu
bahkan entah bilamana berakhir

curahnya semakin menghunjam telak
tetap ku yakin bukan itu bukan batu dari mu

asa belum habis
dan aku mencoba yakin
 — di dalam rinai 15114.

KIDUNG ILALANG


bukan mauku melukai telapak kakimu
tak ingin sedikitpun kusayat kulit mulusmu
lambaianku karena ada yang merindukan hijauku

biarkan saja ku hidup
biarkan aku berbiak
padang gersang akan merinduiku

tak pernah ku tolak kehadiranmu
tak pernah ku usik langkahmu
hadirku dirindukan mentari

tanganku masih terbuka lebar
pandang sekelilingmu
aku ada menemani

bahkan kerikil tajam berlindung padaku
dan nyanyian jangkrik menghias malamku
lalu mengapa engkau tetap risau

aku tidak pernah sendiri
dan ku ingin juga menemani dan meneduhkan mu
tetaplah bersamaku dan bilahku bukan untukmu

22114
 — di Jauh di sudut kota Palembang.