Rabu, 09 Mei 2012

PUISI DEDIKASI ULANG TAHUNKU

 

oleh Yusti Aprilina pada 1 April 2012 pukul 12:44 ·
Suatu kebiasaan yang baik pada setiap milad warga BPSM (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri) yang dimotori oleh pak Dimas Arika Mihardja sebagai pemilik Bengkel, untuk saling memberikan ucapan selamat ulang tahun melalui puisi, dan termasuk saya sebagai warga Bengkel yang berulang tahun pada tanggal 1 April 2012 menerima hadiah dari teman-teman di Bengkel berupa puisi dan saya merasa mendapat suatu kehormatan mendapat kado istimewa ini.

Pada tanggal 1 April 2012 merupakan milad saya yang ke-47 tahun, usia yang tidak lagi muda, menjelang setengah Abad saya baru menemukan suatu wadah untuk mengeksperikan diri melalui puisi, meski saya bukanlah seorang penyair, saya banyak belajar dari postingan puisi-puisi dan komen-komen warga BPSM teman-teman sesama warga saling asah-asih-asuh begitu moto dari BPSM saya merasa  'at home'.
berikut adalah puisi saya yang diposting di dinding BPSM tanggal 1 April 2012.

AKU LURUH
Oleh: Yusti Aprilina

Sayapku luruh 47 helai
tak bisa terbang
hanya terkulai
sampai entah!

Bengkulu, 1 April 2012


Berikut adalah  puisi-puisi yang mengapresiasikan puisi pendek saya, merupakan kado istimewa dari 
teman-teman warga BPSM.  Dan saya merasa terharu atas segala perhatian dan kasih sayang sesama anggota BPSM.  Saya simpan di note ini sebagai kenang-kenangan yang takkan terlupa.  


BUKAN ULANG TAHUN
Oleh: Muhammad Rois Rinaldi

bukan ulang tahun, embakku
sebutlah ramburambu waktu
di mana kau merindu temu
dalam kegaiban yang utuh

lewat kata kaupanjat keniscahyaan
makna menyemburat, serupa surat
ke mana akan kau layangkan?
pada Tuhan segalanya terbaca

iqraq bismimi robbika!
semesta alam adalah warta
hidup senantiasa terjaga
merunut jalan, pulang tiada duka
dan selamat ulang tahun embak

Cilegon, 1 April 2012


47 JADI SATU
Oleh: Muhammad Aldy Renaldi

saat angka angka membilang rupa teduh, ya!
Ibu, rona bahagiamu renungan kami yang hijau ini
di sini....hati dan langkah kami berdiri
tuk arti memaknai hidup
seraup putih memori, seharum melati nan bermekaran.
dalam langkah tualang
hilir mudik.

Palembang, 1 April 2012


SEPASANG SAYAP
Yusti Aprilina
Oleh: Windu Mandela

empat puluh tujuh bulu menjelma sepasang sayap
pada punggung. menerbangkanmu

namun kau merasa iba. janganlah begitu
helai makin banyak, akan makin tinggi
hingga akhirnya usia tiba

Sumedang,1 April 2012


SELAMAT ULANG TAHUN
Oleh: Hanna Yohana

Saat nyala lilin membias di wajahmu
Kusatukan doa demi bahagiamu
semoga selalu dalam lindungannya
Semoga panjang usia
Semoga damai sejahtera senantiasa .....

Hongkong, 1 April 2012


KEPADA MBAKYU KU
Oleh: Begawan Martinus

Tidak terasa waktu berlalu kadang bagai kilat tanpa disadari
tetapi terkadang juga bagai siput merayap
tetapi pada akhirnya tanpa disadari telah sampai ke titik tahun

Data diri juga telah berubah
tidak lagi usia yang selama ini digunakan
KTP pun sudah berkurang setahun masa berlakunya
apalagi kah yang juga turut berkurang

yang pasti kebijaksanaanmu yang makin bertambah.
.dan semoga juga rejekimu akan terus bertambah.

selamat ULANG TAHUN MBAKYU KU YUSTI APRILINA
semoga sepanjang umur usiamu dihiasi karya indah sabda jiwa.....


Palembang, 2 April 2012


JELANG SETENGAH ABAD
:Yusti Aprilina
Oleh: Dimas Arika Mihardja

di beranda senja, kita saling pandang
daun pintu terkuak dan semerbak aroma bunga
menyapa kursi-kursi tua di taman depan rumah

di belantara kota, kata saling sapa
merajut benang-benang sutera
di permukaan setangan merah jambu

angin lalu berkisah tentang arah jalan
lorong-lorong pengembaraan doa
dan kelak kita bersua dalam suara paling sederhana:

BPSM, 2 April 2012


(Selamat Ulang Tahun Ibu Yusti Aprilina)
BULAN SABIT DI SIDODADI
Oleh: Puja Sutrisna

Bulan sabit itu, katamu, seperti clurit tajam
menajam pedang samurai dalam kulit ikan hiu,
dan intan mengasah kejam merajam
tubuh menebas dada, terbelah dua tanpa luka
tapi tetap darah gigir membasah, tanda
di sana pertikaian itu ada!

Tunggu dulu, kenapa harus pertikaian
bukankah tanah sidodadi kidung lembayung
pendendang smaradahana, langgan wuyung
Ratih dan Kamajaya yang berikrar hidup atau mati
sembari memikul sekarung gula Jawa, katamu
begitu manis, semanis madu di taman sriwedari?

Ya, bulan sabit itu, katamu, seperti sesisir melon
menguning kenang, mengenang manis senja anjani
menimang-nimang malam dalam pelukan bulan
yang selalu purnama. di telaga sarangan
bening menggambar sebuah kisah, indrati telanjang
bugil menggigil ganjil dalam bilur-bilur liur dewa guru
menjilat-jilat seperti lidah kilat menjilati langit!

Bulan sabit itu, katamu, penghujung malam
tanpa bintang. Seperti clurit membelah melon
sekali tebas lepaslah mata panah menancap
di hati, manis madu romantika taman sriwedari
menjadi perjalanan pandir menjejaki takdir
bulan madu yang hanya sesisir lakon
sebelum bulan sabit menjadi pedang samurai
mengoyak cinta dalam kepingan malammenjadi gelap!

Bulan sabit itu, katamu, adalah bisu membisul
dalam tapak-tapak kaki, menabiri hari mencari jejak
kamboja dalam tangisan anak-anak di dada
katamu: aku ingin madu, tetapi

Aku tak ingin lagi dimadu!

Boyolali, 02 April 2012


Bu'de YUSTI
Oleh: Senja Di Kintamani

 Jika aku berdiri dalam pijak tanpa jarak,
bisa jadi bukan hanya menyalami serta berucap selamat,
namun aku 'kan turut nyulut api doa,
pada lilin penanda usia

Sukabumi, 2 April 2012 


AKU DATANG TERLAMBAT
: ultah Yusti
Oleh: DEDET SETIADI

aku datang sudah kelewat malam
saat kau sudah terlelap
di beranda rumah pun tinggal sisa-sisa kursi
seusai kenduri Yusti

aku sempat tersesat
lantaran hujan lebat,
terpaksa duduk sebentar di emper bulan Aprilis
sebelum kuambil butiran-butiran bintang

bangunlah!bangunlah!
pada segelas air yang kugenggam
47 bintang menggemerincingkan doa
mengawalmu menimang-nimang semesta
menterjemahkan fanapada lembar-lembar usia

: di sana, ada gerbang rahasia, milik semua!

Magelang, April 2012



  KADO BERPITA HITAM
: Yusti Aprilina
Oleh : Kemala Yasushi K

ada yang berlari kencang
serupa gegas angin menampar nyiur
sedangkan dahaga belum terpuasi

maka sejenak tarian terhenti
pada sisa dengung lamat gending
dan kita terhenyak di beranda

tak sempat lagi menghimpun angan 
saat debu dalam sekotak bingkisan
jatuh di pangkuan

kita sama menatap genang bening kolam taman

bpsm, april 2012



TAUTAN RASA
kado ultah: Yusti Aprilina
Oleh: Eni Meiniar Gito

 Dulu,
Berjingkat menapaki tebing ingatan
Luah rasa memanja kenang
Bulir sayang membekas serupa runduk raya

Menjenjang berjibaku gelut ranah merekah
Pilihan hati sebiduk kendali
Meretas rerimbun pepohonan sawit
bentang mata memandang
Pun menoreh pokok karet memanjang getah
adalah gulir gendang meraung ruang.

Di sudut sana
Meja tugasmu kontradiksi juang
Ceracau bocah-bocah serupa lengking
saat timbang, sapa, suluh

Kini.
Deru,pacu,putari waktu
47 lewati ranum
Duduk simpuh asah rumahMu
adalah Hakiki
Sujud panjang diam terpatri.

Curup,3 April 2012.




YUSTI, INI SAJAK DARI JEJAK HATI
Oleh: Usup Supriyadi

patahan mari kita rekatkan
retakan mari kita padukan

jangan terlalu mengharapkan rindu usai
sebab kebahagiaan adalah menjadi perindu yang tak kenal
selesai merindui

Bogor, 2012






                                                                      ********

Tak terasa waktu terus berlalu dan saya merasa belum bisa memberikan kontribusi bagi kehidupan saya, keluarga dan masyarakat, inilah hidup saya harus saya terima apa adanya seperti pada puisi saya milad ke 47 tahun:  

 
AKU LURUH

Sayapku luruh 47 helai,
tak bisa terbang,
hanya terkulai,
sampai entah!

Bengkulu, 1 April 2012

Puisi paling pendek yang pernah saya tulis adalah suatu bentuk kekecewaan pada diri sendiri, dan akhirnya pasrah pada kehendak Ilahi, bahwa inilah takdir dan meski disyukuri Tuhan telah memberi nikmat kesehatan dan nikmat umur itu yang terpenting, Alhamdullillah Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, meski saya bukan sesiapa dan  tak punya rupa.

Terima kasih saya haturkan se dalam-dalamnya atas dedikasi puisi sebaga hadiah bagi ulang tahun saya yang tak ternilai, akan saya simpan dalam note ini sebagai kenang-kenangan yang tak mungkin terlupa.....semoga Tuhan membalas jasa baik teman-teman semua yang dengan tulus telah menggerakkan tangan untuk menorehkan kata-kata dalam puisi ataupun ucapan selamat ulang tahun untuk saya, barokah untuk kita semua. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar