Selasa, 08 Mei 2012

ESAE SEDERHANA SEBAGAI KEGIATAN BARU

Sebuah karya yang nyentrik dari mbak Fevi Machuriyati dan cukup membuat saya terkesima beberapa saat.
Sekilas membaca judulnya mengantar pembaca ke sebuah sajian kuliner dimeja yang menggoda untuk meneruskan menikmati kudapan yang mendapingi segelas kopi hangat.
 Tetapi tidak demikian halnya ketika mata mulai terpancing oleh tarian diksi pada bait pertama, tersirat berbagai perasaan yang campur aduk dalam sebuah kisah cinta bersama pasanganya, tergambar sebuah kisah romansa pasangan muda remaja yang penuh dilema tetapi tertutup oleh rasa  gairah yang menggelorakan jiwa.

Nyaris senada dan sama kuatnya ketika pembaca dihadapkan dengan hidangan puisinya “ANGIN” dari keseluruhan baitnya. Hanya saja dalam puisi ANGIN, mbak Fevi menggambarkan tentang pasanganya yang cenderung menyimpan “dalam” tentang kisah rahasia.
Puisi dan Kudapan


Suatu ketika aku ingin membuat puisi cinta
Dengan kudapan yang kucampur dengan berbagai rasa
Gurih, manis dan asam yang bercampur dalam satu paduan rasa menawan
Kusisipkan sebagian jiwaku yang kadang gemuruh oleh hantaman beliung
Memercik api cemburu sebagai kembang api pelengkap aksesorisnya

Cobalah cium harum puisi cintaku, dalam kudapan
Dengan wangi rempah-rempah komplit bumi nusantara
Jahe yang sedikit pedas, Kunir yang membuatnya makin cantik
Ditambah ketumbar semakin mebuatnya gurih .
Tak lupa garam dan gula serta sedikit bumbu penyedap rasa
Aku harap seleramu menikmatinya dengan “ ganyeng “

Kekasihku,
Setelah menikmati kudapan puisi cinta ini
Wajahmu bersemu merah oleh rasa yang terbakar
Kemudian kau titipkan belahan hatimu
Dibelahan hatiku
Sebagai penutup kita menikmati buah cinta, buah strowbery merah

( Setelah ini jangan kau bilang puisi cinta cuma sampah, sebab sudah kuramu bersama kudapan )

Sidoarjo, 16/3/2012

Setelah melanjutkan pada bait kedua, pembaca dibawa dalam semangkuk kudapan beraroma gaya jawa yang kaya dengan rasa dan rempah-rempah penghangat,
Dalam bait inilahlah mbak  Fevi Machuriyati memberikan tekanan tentang keindahan dan kenikmatan kisah masa remaja yang berlanjut dalam sebuah kisah romansa cinta yang berbahagia dalam kisah-kisah asmara kehidupan.
Dengan penekanan Gayeng-nya, mbak Fevi berusaha mengajak pasanganya untuk lebih mewarnai kisah asmaranya dengan berbagai tambahan kisah-kisah singkat yang ringan tetapi membawa kesan, sehingga kehidupan lebih kaya warna dan tidak membosankan tanpa fariasi, seharian dari pagi hingga senja menjelang. Dan dengan penuh kepercayaan dan ketetapan hati menitipkanya sebagai belahan hati dan hidup bersama.


“Ya…….. kesan pertama jangan langsung menyimpulkkan sebelum menghabiskan nwaktu bersama dalam kisah penuh gairah asmara.”

Angin

Apa yang kau harap tentang angin
Ia datang melewati lorong hatimu

Kadang hanya singgah sekedar menyapa
Berkabar basi atau sekedar meluangkan percakapan

Kadang bernyanyi serupa orkestra di tanah hatimu
Kesejukan buai syair sampai menghujam ke pusara
Membawamu ke padang musim bunga
Penuh mawar “ si Marwan “

Ah.
Angin kadang bikin ribut
Sekali-kali ia menelikung
Mengipasi api
Menghujami sembilu ke dada

Tapi ia selalu pandai mengunci bibir
Di semua pintu
Hakku, bukan ?

Angin selalu tak berarah
Datang dan pergi di kefanaan
Tak selalu ramah pada cuaca
Biarkan saja ia menyelasaikan inginnya.

( Sidoarjo, 7/5/12 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar